THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Saturday, August 24, 2013

sobrun minal iman



Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT




Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.

Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segla Ketentuan-Nya.




Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya : “…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)

Macam-Macam Kesabaran
Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”

Oleh karena itu sabar dibagi menjadi tiga tingkatan :

1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah, sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan mengawasi kita) maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4 ” ........ Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”




2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal ibadah yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT.






Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :
1. Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin disebabkan dosa-dosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).


Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya


Dan Nabi Muhammad saw bersabda: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.



2.. Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb: dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya : “…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)


Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri”


Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.



3. Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.



Keutamaan Sabar






Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang ringkas sebagai berikut:

1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..…” (QS.Ali Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT



2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)



Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur’an. Sehingga keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.






3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT


Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya
“…....., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

.Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti tertulis dalam firman-Nya: “…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)



Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang yang sabar adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:


“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran.” (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu ‘Abbas ra)

4.. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar



Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.






Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan oleh Allah dalam firman-Nya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 : “orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji�uun (esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”


Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, dianjurkan mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah setelahnya dengan do’a yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad saw sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”


Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan do’a di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)






Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang mati syahid di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini, sehingga Allah SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh) baginya dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.

5.. Mendapatkan Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya



Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :


“……Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. “ (An Nahl: 126)



Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar: 10)

6.. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT






Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya kepada orang yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (Hud: 11)
Dari �Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)

7.. Mendapat Martabat Tinggi Di Dalam Surga



Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)

8.. Sabar Adalah Jalan Terbaik



Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.



Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Coba kita renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup? Mkaa sudah seharusnya kita juga harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan nikmat hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja.






Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar dalam menghadapi segala macam ujian dalam hidup kita, terutama setelah kita mengetahui keutamaan besar yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.

Friday, August 2, 2013

Memburu Kemanisan Iman..



Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Ada tiga hal, yang jika tiga hal itu ada pada seseorang, maka dia akan berasakan manisnya iman. (Iaitu) Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya; mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali kerana Allah; benci untuk kembali kepada kekufuran selepas Allah menyelamatkan darinya, seperti bencinya jika dicampakkan ke dalam api.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik ra)


Berdasarkan hadis ini, ada tiga sifat yang jika ada pada seseorang maka orang itu akan berasakan manisnya iman. Manisnya iman adalah rasa nikmat ketika melakukan ketaatan kepada Allah, ketenangan jiwa, kesenangan hati dan lapangnya dada.


Al-Imam Ibn Hajar al-Asqalani berkata, “Syaikh Abu Muhammad bin Abu Hamzah berkata: “Pengungkapan dengan lafaz ‘manis’ kerana Allah mengumpamakan iman seperti pohon, seperti di dalam firman-Nya bermaksud: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik.” (Surah Ibrahim, ayat 24)


Kalimat yang baik adalah kalimat ikhlas, kalimat tauhid, sedangkan pohon adalah pokok daripada keimanan, cabangnya adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan, daun-daunnya adalah segala amal kebaikan yang harus diperhatikan seorang mukmin, dan buahnya adalah tingkatan Ihsan dalam kerja-kerja amal yang dilakukan yang dirasai di sebaliknya pemerhatian Allah .


Manisnya buah pula amat dirasai ketika buah sudah cukup tua bersedia untuk dinikmati.


Mencintai Allah mestilah melebihi cintanya kepada orang lain seperti orang tua, anak, diri sendiri dan sesiapa saja yang dekat dengan kita. Beriman kepada Allah memiliki rasa manis yang tidak mungkin dinikmati, kecuali oleh orang yang beriman dengan sebenar-benar keimanan, penuh keikhlasan dan ilmu.


Oleh kerana itu, tidak semua orang yang mengatakan dirinya Muslim atau mukmin secara automatik dapat berasakan manisnya iman. Iman bukan cukup hanya dengan angan-angan, tetapi wajib dimantapkan dalam hati, dikuatkan dengan perkataan dan perbuatan yang dijiwai sepenuh hati. Kata kunci segala permasalahan ini adalah ikhlas, dan ikhlas pula adalah hadian dianugerahi pada hamba yang bersih hatinya.


Mengikut Ibrahim al-Khawas , proses pembersihan hati berlaku melalui langkah-langkah berikut :


- Membaca al-Quran dengan merenungkan dan memahami maknanya.


- Qiyamullail


- banyak beristighfar


- Berkawan dengan orang yang jujur mencintai Allah dan orang salih


- Kurangkan makan


Mencintai Rasulullah SAW yang menyusul selepas mencintai Allah adalah ciri terpenting yang harus dimiliki siapa saja yang ingin berasakan kelazatan iman..


Dalam sebuah hadith yang sahih Saidina Umar al-Faruq pernah berkata kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu apa pun, kecuali diriku.” Maka Nabi SAW menjawab, “Bukan begitu, demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sehingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya engkau sekarang lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka Nabi SAW menjawab, “Sekarang Umar, (telah sempurna imanmu).”


Al-Syaikahani meriwayatkan dari Anas r.a bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian, sehingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.”menurut Dr Aish al-Qarniy dalam kitabnya Rahmatan Lil Alamin, antara cara mencintai Nabi SAW:


-Beriman bahawa Muhammad SAW adalah utusan Allah, yang diutus kepada seluruh umat manusia, sebagai pemberi peringatan dan khabar gembira, sebagai penyeru ke jalan Allah dengan pembawa cahaya kebenaran.


- Menjalankan perintah Baginda dan menjauhi larangannya.


- Memperjuangkan sunnahnya, mengamalkan dan menyebarkan


- Banyak berselawat dan bersalam kepada Rasulullah SAW.


- Mencintai sahabat dan kaum kerabat Baginda dan membela mereka.


- Mengkaji perjalanan hidup dan sirah Baginda


Mencintai seseorang kerana Allah maksudnya menjaga hubungan kasih sayang antara seorang Muslim dengan saudaranya atas landasan iman kepada Allah SWT dan amal soleh.


Kita mencintai saudara kita bukan kerana keuntungan kebendaan atau harta, kita membencinya atau menjauhinya bukan kerana kemiskinan atau tidak memperoleh manfaat dunia darinya. Ukuran kecintaan kita kepadanya adalah atas dasar iman dan amal salih.Tanda mencintai seseorang muslim juga ialah menolongnya pada saat dia memerlukan bantuan, tidak membuka aib, tidak membenci, tidak iri dan dengki terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada saudara kita.


Selain itu kita juga hendaklah mendoakan buat saudara kita tanpa pengetahuannya dan mengucapkan salam jika bertemu, bertanya khabar keadaannya, tidak berkelakuan sombong kepadanya.


InsyaALLAH..



Petikan blog Ustaz Zahazan Mohammad


..tundukkanlah kembali hati ini padaMu Ya ALLAH...