THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Saturday, August 24, 2013

sobrun minal iman



Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT




Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.

Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segla Ketentuan-Nya.




Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya : “…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)

Macam-Macam Kesabaran
Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”

Oleh karena itu sabar dibagi menjadi tiga tingkatan :

1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah, sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan mengawasi kita) maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4 ” ........ Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”




2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal ibadah yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT.






Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :
1. Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin disebabkan dosa-dosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).


Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya


Dan Nabi Muhammad saw bersabda: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.



2.. Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb: dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya : “…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)


Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri”


Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.



3. Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.



Keutamaan Sabar






Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang ringkas sebagai berikut:

1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..…” (QS.Ali Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT



2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)



Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur’an. Sehingga keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.






3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT


Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya
“…....., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

.Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti tertulis dalam firman-Nya: “…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)



Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang yang sabar adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:


“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran.” (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu ‘Abbas ra)

4.. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar



Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.






Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan oleh Allah dalam firman-Nya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 : “orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji�uun (esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”


Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, dianjurkan mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah setelahnya dengan do’a yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad saw sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”


Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan do’a di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)






Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang mati syahid di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini, sehingga Allah SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh) baginya dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.

5.. Mendapatkan Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya



Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :


“……Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. “ (An Nahl: 126)



Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar: 10)

6.. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT






Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya kepada orang yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (Hud: 11)
Dari �Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)

7.. Mendapat Martabat Tinggi Di Dalam Surga



Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)

8.. Sabar Adalah Jalan Terbaik



Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.



Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Coba kita renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup? Mkaa sudah seharusnya kita juga harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan nikmat hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja.






Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar dalam menghadapi segala macam ujian dalam hidup kita, terutama setelah kita mengetahui keutamaan besar yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.

Friday, August 2, 2013

Memburu Kemanisan Iman..



Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Ada tiga hal, yang jika tiga hal itu ada pada seseorang, maka dia akan berasakan manisnya iman. (Iaitu) Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya; mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali kerana Allah; benci untuk kembali kepada kekufuran selepas Allah menyelamatkan darinya, seperti bencinya jika dicampakkan ke dalam api.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik ra)


Berdasarkan hadis ini, ada tiga sifat yang jika ada pada seseorang maka orang itu akan berasakan manisnya iman. Manisnya iman adalah rasa nikmat ketika melakukan ketaatan kepada Allah, ketenangan jiwa, kesenangan hati dan lapangnya dada.


Al-Imam Ibn Hajar al-Asqalani berkata, “Syaikh Abu Muhammad bin Abu Hamzah berkata: “Pengungkapan dengan lafaz ‘manis’ kerana Allah mengumpamakan iman seperti pohon, seperti di dalam firman-Nya bermaksud: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik.” (Surah Ibrahim, ayat 24)


Kalimat yang baik adalah kalimat ikhlas, kalimat tauhid, sedangkan pohon adalah pokok daripada keimanan, cabangnya adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan, daun-daunnya adalah segala amal kebaikan yang harus diperhatikan seorang mukmin, dan buahnya adalah tingkatan Ihsan dalam kerja-kerja amal yang dilakukan yang dirasai di sebaliknya pemerhatian Allah .


Manisnya buah pula amat dirasai ketika buah sudah cukup tua bersedia untuk dinikmati.


Mencintai Allah mestilah melebihi cintanya kepada orang lain seperti orang tua, anak, diri sendiri dan sesiapa saja yang dekat dengan kita. Beriman kepada Allah memiliki rasa manis yang tidak mungkin dinikmati, kecuali oleh orang yang beriman dengan sebenar-benar keimanan, penuh keikhlasan dan ilmu.


Oleh kerana itu, tidak semua orang yang mengatakan dirinya Muslim atau mukmin secara automatik dapat berasakan manisnya iman. Iman bukan cukup hanya dengan angan-angan, tetapi wajib dimantapkan dalam hati, dikuatkan dengan perkataan dan perbuatan yang dijiwai sepenuh hati. Kata kunci segala permasalahan ini adalah ikhlas, dan ikhlas pula adalah hadian dianugerahi pada hamba yang bersih hatinya.


Mengikut Ibrahim al-Khawas , proses pembersihan hati berlaku melalui langkah-langkah berikut :


- Membaca al-Quran dengan merenungkan dan memahami maknanya.


- Qiyamullail


- banyak beristighfar


- Berkawan dengan orang yang jujur mencintai Allah dan orang salih


- Kurangkan makan


Mencintai Rasulullah SAW yang menyusul selepas mencintai Allah adalah ciri terpenting yang harus dimiliki siapa saja yang ingin berasakan kelazatan iman..


Dalam sebuah hadith yang sahih Saidina Umar al-Faruq pernah berkata kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu apa pun, kecuali diriku.” Maka Nabi SAW menjawab, “Bukan begitu, demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sehingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya engkau sekarang lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka Nabi SAW menjawab, “Sekarang Umar, (telah sempurna imanmu).”


Al-Syaikahani meriwayatkan dari Anas r.a bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian, sehingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.”menurut Dr Aish al-Qarniy dalam kitabnya Rahmatan Lil Alamin, antara cara mencintai Nabi SAW:


-Beriman bahawa Muhammad SAW adalah utusan Allah, yang diutus kepada seluruh umat manusia, sebagai pemberi peringatan dan khabar gembira, sebagai penyeru ke jalan Allah dengan pembawa cahaya kebenaran.


- Menjalankan perintah Baginda dan menjauhi larangannya.


- Memperjuangkan sunnahnya, mengamalkan dan menyebarkan


- Banyak berselawat dan bersalam kepada Rasulullah SAW.


- Mencintai sahabat dan kaum kerabat Baginda dan membela mereka.


- Mengkaji perjalanan hidup dan sirah Baginda


Mencintai seseorang kerana Allah maksudnya menjaga hubungan kasih sayang antara seorang Muslim dengan saudaranya atas landasan iman kepada Allah SWT dan amal soleh.


Kita mencintai saudara kita bukan kerana keuntungan kebendaan atau harta, kita membencinya atau menjauhinya bukan kerana kemiskinan atau tidak memperoleh manfaat dunia darinya. Ukuran kecintaan kita kepadanya adalah atas dasar iman dan amal salih.Tanda mencintai seseorang muslim juga ialah menolongnya pada saat dia memerlukan bantuan, tidak membuka aib, tidak membenci, tidak iri dan dengki terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada saudara kita.


Selain itu kita juga hendaklah mendoakan buat saudara kita tanpa pengetahuannya dan mengucapkan salam jika bertemu, bertanya khabar keadaannya, tidak berkelakuan sombong kepadanya.


InsyaALLAH..



Petikan blog Ustaz Zahazan Mohammad


..tundukkanlah kembali hati ini padaMu Ya ALLAH...

Thursday, July 18, 2013

love Allah




Roh semulajadi manusia ingin disayangi dan menyayangi, ingin dikasihi dan mengasihi serta ingin dicintai dan mencintai. Perasaan sayang manusia tiada terhad sesama insan semata tetapi meliputi semua makhluk sama ada yang bernyawa.Sayang pula diberi hanya sesama manusia, tidak kepada benda. Ini yang membezakan di antara 'sayang' dengan 'kasih sayang'. Manakala perasaan cinta pula walaupun tidak salah diberikan sesama makhluk tetapi cinta paling agung hanya layak diberikan untuk Tuhan.


Menyintai atau ingin dicintai oleh manusia bukanlah kemuncak cinta atau cinta agung, kerana cinta sesama manusia tidak kekal. Paling lama sekadar tempoh masa kita masih hidup. Bahkan sering berlaku dalam sebahagian perjalanan usia kita lagi, iaitu sebelum kita mati, cinta itu telah pudar atau terungkai sama sekali. Cinta yang diagung-agungkan dan dipuja-puja itu hancur berkecai.

Di sini barulah kita sedar bahawa cinta kepada makhluk atau cinta daripada makhluk bukanlah cinta yang hakiki atau sejati. Itu hanya cinta sementara waktu. Kita sahaja yang menyangka cinta itu sejati dan sampai ke hujung. Rupa-rupanya dalam perjalanan umur, cinta kita kepada orang lain atau cinta orang lain kepada kita, dengan sendirinya dia ataupun kita sendiri yang mengungkainya semula atas sebab-sebab yang berrnacam-macam.

Oleh kerana itulah, mencintai makhluk selalu mengecewakan kita sekalipun bukan satu kesalahan. Jadi jangan meminta, menagih atau mengharapkan sangat untuk mencintai manusia atau dicintai oleh manusia walaupun ia tidak salah. Cinta itu tidak abadi.

Sebaliknya berilah dan terimalah cinta yang kekal abadi. Itulah cinta agung namanya. Iaitu cintakan Allah yang Maha Agung. Inilah cinta yang hakiki, yang sejati, yang kekal abadi dan membawa kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di Akhirat.

Cintakan Allah ini tiada tandingan dan bandingannya. Cinta ini jika berjaya diperolehi adalah cinta yang paling memuaskan dan menenangkan. Buahnya paling menghiburkan dan paling membahagiakan. Tetapi malangnya cinta yang hakiki dan agung ini jarang orang ambil perhatian. Jarang orang memburunya seperti cinta-cinta murahan yang lain. Mungkin daripada jutaan manusia, hanya seorang yang memburunya.

Kalau seseorang itu telah mencintai Allah, walaupun seluruh makhluk memusuhinya atau membencinya, namun dia tetap mendapat kebahagiaan dan ketenangan. Sebaliknya cinta kepada makhluk tidak akan membawa manusia kepada kebahagiaan sejati dan kekal abadi, selagi cinta hakiki lagi agung daripada Allah itu tidak dimiliki. Sebab itulah orang yang beriman dengan Allah dan mentaatiNya sentiasa tenang walaupun di dalam kesusahan dan ujian.

Oleh yang demikian, kalau kita tidak dapat memiliki cinta daripada manusia, usahlah bersedih hati kerana cinta itu tidak abadi. Pun tidak hakiki dan sejati. Kalau begitu, cari dan burulah cinta yang agung, iaitu Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Beruntungnya sesiapa yang menjadikan Tuhan sebagai cinta agungnya.

Sesiapa yang menjadikan Tuhan sebagai cinta agungnya, amat beruntunglah hidupnya di dunia dan Akhirat. Di antara keuntungan yang diperolehinya ialah:

1. Tiada kecewa
Seseorang itu tidak akan kecewa dalam percintaannya merebut cinta agung. Seandainya semua makhluk di bumi dan langit berlumba-lumba merebut cinta Tuhan, tidak ada siapa yang akan kecewa bahkan Maha Kuasanya Tuhan dapat membalas cinta semua makhluk-makhlukNya serentak dari yang sekecil-kecilnya hinggalah yang sebesar-besarnya. Tiada siapa yang akan kecundang dan kecewa dalam perebutan mencari cinta agung.

2. Tiada saingan
Tidak akan berlaku saingan, pertarungan, permusuhan atau peperangan dalam mencari cinta Tuhan. Sebaliknya dalam perebutan mencari cinta dunia sama ada cinta manusia, biasanya akan berakhir dengan permusuhan dan akan ada yang kecewa dan menderita.

3. Mendapat ketenangan dan kebahagiaan
Mendapat cinta Tuhan akan membuahkan ketenangan, kedamaian, keamanan dan kebahagiaan yang hakiki. Jiwa lapang, hati senang dan tenang. Bahkan kesengsaraan, kesakitan atau penderitaaan dalarn usaha meraih cinta agung itu pun sudah merupakan sebahagian daripada kebahagiaan. Kadangkala hati resah, cemas dan bimbang apakah cintanya terhadap Tuhan itu berbalas. Dalam keresahan cemas dan bimbang itu terubat pula dengan keyakinan bahawa Tuhan itu Maha Luas RahmatNya. Maka di situ pula bertambah lagi ketenangan. Sesekali terasa diri lemah, dhaif dan lalai, tertebus pula dengan pengaduan serta bermanja-manja dengan Allah SWT yang Maha Pengasih. Bertambah pula mendalamnya rasa kehambaan. Sebaliknya merebut cinta dunia akan menimbulkan keresahan dan tiada ketenangan di jiwa. Walaupun dunia yang dicintai itu sudah ada di tangan, namun fikiran masih kusut.

Mereka yang gagal mendapat dunia yang dicintai dan diburunya itu pula sudah ramai yang sakit jiwa dan berputus asa. Bahkan ada yang sanggup bunuh diri kerana kecewa dalam percintaan yang tidak kekal itu.

4. Dapat kawan dan perpaduan

Bersama-sama mencari Tuhan membawa manusia berukhuwah dan berkawan. Walaupun manusia itu dari berlainan latar belakang, bangsa, pangkat, kedudukan malah jika pernah menjadi musuh sekalipun, namun di dalam perjuangan merebut cinta Tuhan, secara automatik setiap hati manusia itu akan terikat satu sama lain. Kerana masing-masing sedang dalam perlumbaan mencari cinta yang satu iaitu cinta yang hakiki. Sebaliknya pertarungan dalam merebut cinta dunia akan mengakibatkan ukhuwah dan persahabatan makin jauh dan terbarai. Akhirnya akan membawa kepada pecah belah dan permusuhan.

5. Menghilangkan mazmumah

Mencari cinta Tuhan dapat membantu menghilangkan mazmumah. Mazmumah adalah sifat-sifat keji yang terdapat dalam diri manusia seperti hasad, dengki, sombong, ego, tamak, gila dunia dan lain-lain. Mazmumah dapat merosakkan segala kebahagiaan dan ketenangan di dalam jiwa seseorang insan. Perlumbaan mencari cinta Tuhan adalah salah satu proses paling berkesan dalam usaha seseorang manusia meruntuhkan mazmumah di dalam jiwa.

Sebaliknya, merebut cinta dunia akan menebalkan mazmumah. Hasad dengki pasti akan berlaku dan ia bagaikan siraman baja yang menyuburkan lagi pohon mazmumah dalam diri manusia.




6. Disenangi oleh orang
Mengejar cinta Tuhan orang akan suka dan rasa senang. Tiada siapa yang akan rasa tercabar atau tergugat dalan pertarungan merebut cinta Tuhan Orang yang berusaha merebut cinta agung akan disenangi semua makhluk. Manusia senang dan sayang padanya dan para malikat juga turut mendoakannya Kerana makin ramai yang merebut mencintai Tuhan, semakin mendorong kepada tercetusnya keamanan, ketenangan dan kebahagiaan.
Sebaliknya di dalam sesuatu pertarungan atau perebutan lebih-lebih lagi perebutan cinta dunia, ramai yang tidak senang dan makin dibenci orang. Semakin sengit perebutan dunia, makin bertambahlah huru-hara dan porak-peranda hidup.

7. Tidak akan kesepian atau keseorangan

Memburu cinta Tuhan tidak akan keseorangan dan kesepian. Biarpun tiada kawan bersama, kita tidak akan rasa kesunyian dan ketakutan kerana Tuhan yang menjadi cinta agung sentiasa ada bersama. Malah Tuhan bukan sekadar boleh memerhati, bahkan boleh menjaga dan melindungi kita. Malah di waktu kita tidur, di kala kekasih yang paling hampir dan paling kita cintai pun tidak mampu untuk menjaga kita. Tuhan boleh menjaga dan mengawal kita kerana Dia tidak tidur.

Meletakkan cinta dan harap pada Tuhan akan membuatkan hati sentiasa rasa tenang dan selamat kerana kita tahu bahawa kita berada di dalam kawalan dan penjagaan satu Zat yang Maha Agung lagi Berkuasa. Sebaliknya, manusia yang menyandarkan diri kepada cinta selain Tuhan, belum tentu makhluk yang dicintainya itu dapat mendampinginya sepanjang masa lebih-lebih lagi menjadi pelindungnya setiap masa.

8. Jalannya luas dan selamat.

Mengejar cinta Tuhan jalannya luas, lapang, selamat dan menyelamatkan, manakala mengejar cinta dunia jalannya sempit, himpit-menghimpit serta memudharatkan. Begitulah beruntungnya sesiapa yang menjadikan Tuhan cinta agungnya dan malang sekali bagi sesiapa yang memburu cinta selain Tuhan.

Memburu cinta selain Tuhan dua kali malang

Masa berjalan begitu laju. Tidak pernah berhenti walau sedetik. Ertinya begitu laju umur kita meningkat, setiap detik umur kita meninggalkan kita. Setiap detik umur kita berkurang. Tetapi hakikat ini jarang kita rasai. Setiap detik, kita makin jauh meninggalkan dunia dan setiap detik jugalah kita makin dekat menghampiri Akhirat. Kalaulah kita cintakan dunia, maka apa yang kita cintai itu makin hilang makin jauh terpisah dari kita. Sedangkan Tuhan yang tidak pernah kita cinta makin dekat dengan kita. Alangkah malang dan terseksanya jiwa terpaksa meninggalkan apa yang kita suka dan cinta. Bertambah malang dan terseksa lagi apabila kita akan berhadapan dengan Tuhan yang tidak pernah kita cinta sepanjang hayat kita. Ertinya kita pergi ke Akhirat, mengadap Tuhan tanpa membawa apa-apa. Yang kita cinta hendak ditinggalkan, manakala yang tidak kita cinta, akan berhadapan dengan kita. Maka kita akan berhadapan dengan dua kali penderitaan, iaitu meninggalkan yang kita cinta, hendak bertemu Tuhan yang tidak kita cinta.

Roda umur kita makin laju ke hadapan. Dunia yang kita cinta makin jauh kita tinggalkan sedangkan Tuhan yang sepatutnya kita cinta masih jauh dari kita. Aduh, malang sekali nasib kita di sana, negara yang kekal abadi. Kenapa Tuhan perlu dijadikan cinta agung? Setiap makhluk perlu menjadikan Tuhan sebagai cinta agungnya kerana terlalu banyak nikmat dan kasih sayang yang Allah limpahkan kepada makhlukNya. Kasih sayang Allah pada makhlukNya boleh dilihat dari dua sudut. Pertama dari sudut ilmu dan kedua dari sudut realiti yang berlaku dalam kehidupan seharian.

i. Dari sudut ilmu
Banyak ayat Quran dan Hadis yang memperlihatkan kasih sayang Allah pada hamba-Nya. Di atas kasih sayang Tuhan itu, wajarlah seorang hamba itu meletakkan cinta agungnya hanya kepada-Nya.

ii. Di sudut realitinya
Dalam realiti kehidupan manusia, kita wajib meletakkan cinta agung kepada Tuhan yang Maha Agung supaya dengan itu kita akan mendapat ketenangan yang agung di dunia dan Akhirat. Ini kerana:

a) Allah itulah Tuhan yang mencipta dan menghidupkan kita serta menjadikan seluruh isi dunia ini untuk kita gunakan, cuma jangan sampai menyalahgunakannya.

b) Dia jugalah Tuhan yang menjadikan Akhirat sebagai tempat tinggal kita yang abadi selepas mati. Dan jika kita beriman dengan-Nya, menyembah dan mentaati-Nya serta berbuat baik seperti yang Dia kehendaki; bukan seperti yang kita kehendaki, maka kita akan ditempatkan di dalam Syurga yang nikmatnya tidak dapat kita bayangkan di dunia ini. Tetapi kalau berlaku sebaliknya, maka azab NerakaNya pula yang akan ditimpakan kepada kita yang mana tidak dapat digambarkan penderitaannya. Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari azab yang dahsyat dan pedih ini.

c) Allah jualah yang menciptakan suami untuk berhibur, isteri untuk bersenang-senang dan anak-anak sebagai cahaya mata penyejuk hati. Kalau begitu mengapa kita tidak mencintai Allah, Tuhan yang mengurniakan kita suami, isteri dan anak-anak itu?

d) Sewaktu kita diuji oleh kesakitan maka Allahlah yang menyembuhkan. Diberi kelegaan daripada kesakitan yang kita alami. Dikurniakan ketenangan dan kesabaran ketika berhadapar dengan kesakitan dan kesusahan. Disembuhkan selepas sakit bukankah merupakan satu nikmat Tuhan yang wajib disyukuri?

e) Allah jualah yang memberi rezeki yang tidak terhingga banyaknya yang mana dengan itulah kita dapat makan, minum, berpakaian dan lain-lain. Maka dengan itu selamatlah kita dari lapar, dahaga, telanjang dan sebagainya.

f) Kalau ada masalah atau ujian hidup, kepada Allahlah kita minta penyelesaian. Setiap hamba merasakan dia mempunyai tempat untuk mengadu dan berharap. Ada satu zat yang Maha Agung yang mana setiap hamba boleh menyandarkan segala harapan pada-Nya. Harapan itu pun sudah cukup melegakan. Itu pun sudah memadai untuk menjadikan kita manusia yang tidak berputus asa dan kecewa, harapan ini akan mengurangkan tekanan jiwa.

g) Allah menjadikan manusia sebaik-baik makhluk. Lebih mulia dan sempurna dari haiwan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Malah manusia yang bertaqwa lebih mulia dari para malaikat. Manusia dikurniakan akal fikiran yang mana dengannya manusia dapat ilmu dan mampu menguasai makhluk lain walau sebesar dan sekuat mana pun makhluk itu.

h) Allah jugalah yang menggilirkan malam dan slang agar manusia dapat berehat dan bekerja sesuai dengan fitrah semulajadi manusia.

Cukuplah sekadar itu senarai nikmat-nikmat yang besar yang kita terima dari Tuhan. Sebenarnya banyak lagi nikmat Allah pada kita yang kita tidak mampu kita hitung, seperti firman Allah:"Jika kamu ingin menghitung nikmat Allah, nescaya kamu tidak akan dapat menghitungnya."

Berdasarkan hujah-hujah di atas maka sewajarnyalah kita mencintai Allah iaitu dengan cara beriman dan menyembahNya sepertimana yang Dia mahu, bukan sepertimana yang kita mahu. Seterusnya mentaati perintah dan menjauhi laranganNya.

Oleh kerana begitu besar dan agungnya Tuhan dalam hidup kita maka dalam kita berbuat apa sahaja, biarlah bersama Tuhan. Sertakan Tuhan dalam kehidupan, bawalah rasa bertuhan ke mana-mana. Jadikan Tuhan segala-galanya dalam hidup, modal hidup mati kita, aset yang kekal abadi. Mencari Tuhan akan memberi keuntungan dan kebahagiaan kepada kita. Meninggalkan Tuhan, kita akan kecundang. Tuhan adalah harta yang bukan harta yang sangat diperlukan. Selain Tuhan adalah harta yang tidak memberi jaminan. Jika kita memiliki Tuhan hakikatnya kita memiliki segalagalanya manakala kehilangan Tuhan pula adalah kehilangan segala-galanya.

Menjadikan Tuhan sebagai cinta agung adalah jaminan kebahagiaan dan keselamatan hidup dunia dan Akhirat.


wallahua'lam.

Saturday, June 8, 2013

tips murah rezeki ^_^

Manusia pada tabiatnya suka kepada kesenangan dan kemewahan. Tapi kadang-kadang terlajak dan akhirnya memudharatkan diri. Berikut adalah beberapa tips dan petua agar dipermurahkan rezeki :

1. Jangan sekali-kali lupa untuk menunaikan ibadah kepada Allah
Walau sibuk macammana sekalipun, pastikan diri kita sentiasa menunaikan perintah2 Allah. Beribadah kepada Allah, maka insyaAllah pasti diri kita akan dimurahkan rezeki dan mendapat keberkatan.
Allah (SWT) tidak sia-siakan pengabdian diri hamba-Nya, seperti firman- Nya dalam hadis qudsi:

“Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.” (Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.)

2. Memperbanyak istighfar
Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah (SWT) , yang menjadi sebab Allah (SWT) jatuh kasih dan kasihan pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba.

Sabda Nabi s.a.w.: “Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah (SWT) s.w.t akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas r.a.)

3.Tinggalkan perbuatan dosa
Istighfar tidak laku di sisi Allah (SWT) jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Sabda Nabi s.a.w. :
“… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmizi)

4.Berzikir dan Sentiasa ingat Allah (SWT)
Banyak ingat Allah (SWT) buatkan hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah (SWT) beri kepada orang beriman. Firman-Nya:

“(iaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah (SWT) . Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah (SWT) hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)

5.Berbakti dan mendoakan ibu bapa
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapanya dan menyambung tali kekeluargaan. Baginda s.a.w. juga bersabda:

“Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah (SWT) akan memanjangkan umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)

Mendoakan ibu bapa juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi s.a.w. :

“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (Allah (SWT) ) daripadanya.” (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)

6.Berbuat baik dan menolong orang yang lemah
Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuklah menggembirakan dan meraikan orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w. :

“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

7.Tunaikan hajat orang lain
Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah (SWT) lapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi s.a.w.:

“Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah (SWT) akan menunaikan hajatnya” (Riwayat Muslim)

8.Banyakkan berselawat
Ada hadis yang menganjurkan berselawat jika hajat atau cita-cita tidak tertunai kerana selawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesukaran serta meluaskan rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a’lam.

9. Buat kebajikan banyak-banyak
Ibnu Abbas berkata:

“Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan pula boleh menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya.”

10.Bangun pagi awal (Jangan tidur sampai tengahari)
Menurut Rasulullah s.a.w., berpagi-pagi (memulakan aktiviti harian sebaik-baik selesai solat Subuh berjemaah) adalah amalan yang membaca keberkatan dan murah rezeki.

11.Menjalin silaturrahim
Nabi s.a.w. bersabda:

“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya.” (Riwayat Bukhari)

12.Selalu berada dalam keadaan berwuduk
Seorang Arab desa menemui Rasulullah s.a.w. dan meminta pedoman mengenai beberapa perkara termasuk mahu dimurahkan rezeki oleh Allah (SWT) . Baginda s.a.w. bersabda:

“Sentiasalah berada dalam keadaan bersih (dari hadas) nescaya Allah (SWT) akan memurahkan rezeki.” (Diriwayatkan daripada Sayidina Khalid al-Walid)

13.Selalu Bersedekah
Sedekah mengundang rahmat Allah (SWT) dan menjadi sebab Allah (SWT) buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam:

“Hai Zubair, ketahuilah bahawa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah (SWT) Azza Wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, nescaya Allah (SWT) membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, nescaya Allah (SWT) menyedikitkan baginya.” (Riwayat ad-Daruquthni dari Anas r.a.)

14.Selalu bangun solat malam (tahajud)
Ada keterangan bahawa amalan solat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang itu dipercayai dan dihormati orang dan doanya dimakbulkan Allah (SWT)

15.Selalu menunaikan Solat Dhuha
Amalan solat Dhuha yang dibuat waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktiviti harian), juga mempunyai rahsia tersendiri. Firman Allah (SWT) dalam hadis qudsi:

“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

16.Bersyukur kepada Allah (SWT)
Syukur ertinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah (SWT) . Lawannya adalah kufur nikmat. Allah (SWT) berfirman:

“Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, nescaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat keras.” (Ibrahim: 7)
Firman-Nya lagi:
“… dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran: 145)

17.Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu
Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, ia mengandungi fadilat khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki.
Misalnya, dua ayat terakhir surah at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, dikatakan boleh menjadi sebab Allah (SWT) lapangkan kehidupan dan murahkan rezeki.

Salah satu nama Allah (SWT) , al-Fattah (Maha Membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu; misalnya dibaca

“Ya Allah (SWT) ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa: “Ya Allah (SWT) , bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan keampunan-Mu, ya Fattah ya `Alim.”

Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surah al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kepapaan. Wallahu a’lam.

18.Selalu berdoa dan meminta pertolongan daripada Allah
Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah (SWT) , penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah (SWT) suruh kita meminta kepada-Nya, nescaya Dia akan perkenankan.mohonlah kepada Allah…

19.Berusaha dan berikhtiar sehabis baik
Siapa berusaha, dia akan dapat. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahawa Allah (SWT) berikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah (SWT) beri kepada orang yang dicintai-Nya saja. (Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim).

Bagi orang beriman, tentulah dia perlu mencari sebab-sebab yang boleh membawa kepada murah rezeki dalam skop yang luas. Misalnya, hendak tenang dibacanya Quran, hendak dapat anak yang baik dididiknya sejak anak dalam rahim lagi, hendak sihat dijaganya pemakanan dan makan yang baik dan halal, hendak dapat jiran yang baik dia sendiri berusaha jadi baik, hendak rezeki berkat dijauhinya yang haram, dan sebagainya.

20.Bertawakal dan meletak sepenuh harapan hanya kepada Allah
Dengan tawakal, seseorang itu akan direzekikan rasa kaya dengan Allah (SWT) . Firman-Nya:

“Barang siapa bertawakal kepada Allah (SWT) , nescaya Allah (SWT) mencukupkan (keperluannya) .” (At-Thalaq: 3)

Nabi s.a.w. bersabda:

“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah (SWT) dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at- Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)

Kesemua yang disebutkan di atas adalah amalan-amalan yang membawa kepada takwa. Dengan takwa, Allah (SWT) akan beri “jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkan) , dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya.” (Rujuk At-Talaq: 2-3)

Pendek kata, bagi orang Islam, untuk murah rezeki dalam ertikata yang sebenarnya, kuncinya adalah melaksanakan ibadah dan amalan-amalan yang menambahkan ketakwaan kepada Allah.

Amalan-amalan takwa ini menjadi sebab jatuhnya kasih sayang Allah (SWT) , lalu Allah (SWT) limpahi hamba-Nya dengan keluasan rezeki dan rasa kaya dengan pemberian-Nya.
Sekian, semoga kita semua dimurahkan rezeki dan hidup dengan penuh keberkatan dan rahmah daripadaNYA. InsyaAllah.


Wednesday, June 5, 2013

muhasabah diri



Firman Allah swt: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Al-Anbiyaa' 35)




Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: “Kami beriman”, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? Dan demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu daripada mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang sebenar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahuinya tentang orang-orang yang berdusta. (Al-'Ankabuut 2,3)

Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut, kelaparan, kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali”. Mereka itu ialah orang dilimpahi dengan pujian dari Tuhan mereka serta rahmat-Nya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayah-Nya. (Al-Baqarah 155-157)




Temanku, kita semua pasti diuji...

• Ada insan yang diuji dengan kesusahan dan kemiskinan ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan kesakitan, dihidapi bermacam penyakit ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan kekayaan dan kesenangan ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan kegagalan dan muflis ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan pangkat dan kedudukan ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan kecantikan, rupa dan wanita ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan kecacatan dan lumpuh ketika hidup.
• Ada insan yang diuji dengan berbagai kelebihan dan bermacam kekurangan dalam hidup.

Temanku, ketahuilah...

• Bila engkau lihat seseorang yang kaya dan bergaji besar, ketahuilah sebenarnya dia sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang cantik dan kacak, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang berpangkat dan berkedudukan tinggi, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang alim, hebat dan banyak ilmu, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang sedih, gagal dan ditimpa bencana, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang sakit dan susah, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang cacat dan lumpuh, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.
• Bila engkau lihat seseorang yang diberi dengan berbagai kelebihan dan bermacam kekurangan, ketahuilah dia sebenarnya sedang diuji.

Temanku, ingatlah...

• Kita kaya dan bergaji besar, kaya dan bergaji besar itu menjadi ujian kita.
• Kita cantik dan kacak, cantik dan kacak itu menjadi ujian kita.
• Kita berpangkat dan berkedudukan tinggi, pangkat dan kedudukan tinggi itu menjadi ujian kita.
• Kita alim, hebat dan banyak ilmu, alim, hebat dan banyak ilmu itu menjadi ujian kita.
• Kita gagal, sedih dan ditimpa bencana, gagal, sedih dan ditimpa bencana itu menjadi ujian kita.
• Kita sakit dan susah, sakit dan susah itu menjadi ujian kita.
• Kita cacat, lumpuh dan tak beberapa cantik, cacat, lumpuh dan tak beberapa cantik itu menjadi ujian kita.
• Kita mempunyai berbagai apa-apa lagi kelebihan dan bermacam kekurangan, itu menjadi ujian kita.




Begitulah hakikatnya, kita semua pasti akan diuji. Tak sekarang, mungkin masa-masa akan datang, hinggalah sampainya ajal. Dilepasi satu ujian, akan datang pula ujian yang lain dan begitulah seterusnya. Ramai mana diantara kita yang mampu sabar dan kuat menghadapi ujian-ujian ini. “Redha dengan ketetapan Allah, Masih sentiasa bersyukur dalam keadaan apapun, Sabar menghadapinya, Tidak lalai dan lawan dengan nikmat kurniaan Allah, Mampu pelihara diri dari durhaka kepada Allah, Makin sentiasa dirasakan kezuhudan pada diri, Makin bertambah keinginan untuk beribadat dalam mensyukuri nikmat Allah, Memanfaatkan kejalan yang betul, Tiada sifat sombong, riak, ujub dan dengki pada dirinya”.

Inilah contoh dan antara hasil keadaan yang sedang dan bakal dilalui kita semua dalam bila diuji. Memang sukar menghadapi dan melepasi segala ujian ini, apatah lagi bila hidup kita masih dipenuhi dan diselangi perbuatan maksiat. Tahap iman dan taqwa kita lemah. Kefahaman Islam kita begitu rendah. Amal kita kurang. Demikian perlu untuk kuatkan dalaman kita, didalami dan difahami Islam sesempurnanya. Insya’ allah, hasil dari kefahaman yang mendalam itu akan melahirkan keyakinan dan keteguhan yang kuat untuk terus tabah mendepani ujian-ujian hidup, redha dan tidak alpa.

Buat diri dan pembaca-pembaca sekalian. Perlu kita sentiasa berhati-hati dalam sering bila bercakap dan menilai orang. Amat perlu dinilai sama dan sentiasa akan keadaan diri kita. Kekuatan, ketabahan dan kesabaran hidup sangatlah sentiasa patut dipohonkan kepada Allah, kita tak tahu waktu hidup ini bila berakhir, mungkin suatu masa ujian-ujian lain itu akan ditimpa juga pada kita. Demikian perlu untuk sentiasa pohon pada Allah supaya dikuatkan Iman dan ditetapkan hati atas jalan yang diredhai-Nya. Terus berusaha dan jangan kita sewenangnya mudah mengata, mengejek dan mengaibkan orang. Pohon taubatlah kita pada Allah. Telah ramai insan lain yang sudah pergi meninggalkan kita. Ada dikalangan mereka yang mampu bersabar dan mampu mengawal diri bila berhadapan dengan bermacam ujian hidup, mereka tidak semudahnya derhaka pada ketetapan Allah, leka dan murka dari nikmat Allah. Dan ada dikalangan mereka yang tak mampu bersabar dan tewas diri bila berhadapan dengan dari ujian hidup ini. Akhir saat sebelum hidup kita macam mana segalanya tak diketahui.




Temanku, sedarilah...

• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan kesusahan, kemiskinan, kecacatan dan serba kurang.
• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan kesakitan, lumpuh dan dihidapi bermacam penyakit.
• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan kekayaan dan kesenangan dunia.
• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan pangkat, kedudukan dan wanita.
• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan kegagalan, kerugian dan ditimpa bencana.
• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan kealiman, disanjung, hebat dan banyak ilmu.
• Kita tak tahu bagaimana hidup kita bila diuji dengan berbagai bentuk kelebihan dan bermacam kesukaran dan kekurangan dalam hidup.

Sebagai tauladan dan penguat semangat kita, marilah sama-sama kita baca dan hayati sejarah kisah Nabi-Nabi terdahulu, para sahabat, dan ulama’. Mereka telahpun diuji dengan berbagai ujian yang lebih dasyat lagi, tak dapat nak dibanding dengan keadaan kita hari ini, bukan mudah nak menjadi hamba yang benar-benar soleh, sabar, beriman dan bertaqwa. Nabi Ayub as, diuji dengan penyakit selama berbelas tahun. Nabi Lut as dengan isteri sendiri yang durhaka pada Allah. Nabi Nuh as dengan anaknya. Nabi Zakaria as yang digergaji. Nabi Muhammad saw yang dikhianat dan diingin bunuh, para sahabat-sahabat, ulama’-ulama’ yang disiksa. Dan banyak lagi keperitan hidup yang ditempuhi mereka. Hanya syurga menjadi rebutan dan balasan yang mengembirakan dari kesakitan ini. Dihidup dan diuji dan dapat hasilnya. Jika tak dapat untuk dipercayai dan diyakini lagi hal ini. Maka adakah kita dapat juga menghalangnya dari berlaku hal kematian dan waktu hari bumi dimusnahkan?




Temanku, yakinilah...

• Kita ada Allah, Tuhan yang berkuasa, yang menciptakan kita.
• Kita ada Islam, Agama cara hidup yang selamat dan sempurna, yang datang benar dari Tuhan kita.
• Kita ada Al-Quran dan As-Sunnah, Kitab hujjah, panduan yang lengkap untuk sepanjang hidup kita.
• Kita ada Nabi, yang telah mengajar, menunjuk contoh, berpesan dan memberi peringatan pada kita.
• Marilah kita mentauhidkan Allah, mengikut, menerima, menuruti dan meyakini segalanya dari Allah dan utusan dari Allah yang terakhir, Nabi Muhammad saw.

Sama saling mendoakan, mudahan kita terus bersemangat dan makin tabah menghadapi atau sedang berada dalam ujian. Tidak dan jangan berputus asa. Segalanya sudah pasti punyai hikmah dan sebab yang tidak kita ketahui dari Allah swt. Sama-sama renungi peringatan-peringatan ini:


Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit mahupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahsiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (Al-An'aam 3)

Dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya. (Al-Baqarah 216)

Kerana boleh jadi kamu bencikan sesuatu, sedang Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang banyak (untuk kamu). (An-Nisaa' 19)

Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru. (Ath-Thalaaq 1)

Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keredhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-'Ankabuut 69)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al-Baqarah 286)

Sabda Nabi saw: Tidaklah seorang muslim tertimpa kesakitan kerana tusukan duri, atau yang lebih sakit darinya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosa dengannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. (Hr Bukhari)

Hakikat sebenar kehidupan dunia adalah tempat nikmat sementara dan ia tempat diuji untuk meraih hasil syurga di akhirat. Firman Allah swt:


Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan) seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu daripada kamu? Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan harta benda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah? Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada Ugama Allah). (Al-Baqarah 214)

Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami akan menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan. (Al-Anbiyaa' 35)

Kesimpulannya... Masa kita yang terus berjalan.

• Kita patuh perintah Allah, tapi rasa susah dan banyak masaalah dalam hidup kita. Itu adalah ujian dari Allah.
• Kita patuh perintah Allah, dan rasa senang dan gembira dalam hidup kita. Itu juga adalah ujian dari Allah.
• Kita derhaka perintah Allah, dan rasa susah dan banyak masaalah dalam hidup kita. Itu adalah balasan, peringatan dan kasihnya dari Allah.
• Kita derhaka perintah Allah, tapi rasa senang dan gembira dalam hidup kita. Itu adalah istidraj dari Allah. (istidraj, contoh mudah seperti Firaun)


Sabda Nabi saw: “Apabila kamu melihat Allah memberikan kurniaan dari kelebihan dunia yang disukai ke atas seseorang hamba yang bermaksiat kepada Allah, maka sebenarnya itu adalah istidraj. (Kemudian Rasulullah membacakan ayat 44 Surah al-An’am)”. [Hr Ahmad, 28/547, no 17311. Dinilai hasan oleh al-Hafiz al-‘Iraqi dan Syu’aib al-Arnauth]




Akhirnya bila telah difahami, maka terlahirlah sifat merasa tiada lagi rasa atau beza sedikitpun bila yang cantik atau yang tidak, serba lebih dan hebat atau serba kurang dan lemah. Bila telah sentiasa sering disedari dan diingati hakikat ujian dalam hidup ini. Hakikat sebenar kehidupan didunia ini. Semua itu ujian dalam hidup. Itu semua ujian dari Allah. Bersihlah dari segala penyakit hati, ingatlah dunia akan dirasa kenyang hanya bila sudah mati. Demikian yang patut terbit, hanya ingin dirasa untuk saling membantu, berkerjasama dan memberi teguran. Rendah diri, tidak ego dan mahu hendak berbeza dalam berlumba meraih nilai yang sebenar, yang agung disisi Allah, iaitu Taqwa. Masing-masing tiap kita semua pasti akan pulang mengadap Allah, mendapat keadilan dari Allah atas segala usaha dan niat kita semasa didunia yang sebenarnya. Kelak kita ketahui hasil dari segala anugerah, kurniaan dan kekurangan itu adalah sebenarnya ujian, yang ia selalu asyik direbut dan dinilai-nilaikannya, dihina dan direndah-rendahkannya. Ini semua penting untuk disedari, ia membawa kepada natijah syurga atau neraka. Inilah kemuncak dari segala-galanya. Di Syurga tiada lagi ujian-ujian, itulah nikmat yang dinantikan.

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)”. (Al-A'raaf 126)

Sunday, April 28, 2013

doa ♥


Al-fatihah…
Ya Allah ya tuhan kami ( bagi diri kami anak-anak ,zuriat ,anggota keluarga dan umat-umatmu )
Dosa dan kesalahan kami ampunkan Ya Allah
Hajat-hajat kami kau tunaikan Ya Allah
Urusan kami kau mudahkan Ya Allah
Susah kami kau bantulah Ya Allah
Keperluan kami kau cukupkanlah Ya Allah
Permasalahan kami kau berilah jalan keluar Ya Allah
Beban kami kau ringankan Ya Allah
Kesedihan kami kau tutupkanlah Ya Allah
Akhlak dan peribadi kau baikilah Ya Allah
Penyakit-penyakit kami kau sembuhkanlah Ya Allah
Hidup kami kau bimbing dan didiklah Ya Allah
Sesiapa yang menderhaka dalam kalangan kami dan anak-anak kami
,kau ampunkanlah dan pimpinlah Ya Allah
Keras hati kami kau lembutkan Ya Allah
Ibadah kami kau sempurnakan Ya Allah
Keluarga kami kau bahagiakan Ya Allah
Suami kami kau solehkan Ya Allah
Anak-anak kami soleh dan solehahkanlah Ya Allah
Anak-anak kami yang belum mendapat hidayah yang sempurna,kau sempurnakan hidayah kepada mereka Ya Allah
Jadikan zuriat kami ,zuriat yang sentiasa mendoakan kami setelah kami mati Ya Allah
Peliharalah kami dari siksaan api neraka Ya Allah
Hindarkan kami dari    segala kesesatan ,kesesengsaraan, ,fitnah dan penyakit-penyakit yang merbahaya Ya Allah
Kekalkanlah hidayahmu Ya Allah
Janganlah kau cabut hidayahmu daripada kami Ya Allah
Rabbanaa atina fiddunya hasanah.. 
Waadkhilna jannnatama’alabrar ,
Ya Aziz,Ya Ghaffar,Ya Rabbal alamin
Subhanaka rabbil ‘izzati’ammayasifun
 ,wasalamun’alalmursalin
,wa’alaalihiwasohbihiajma’in
YaAllah,kurniakankepada kami..
~kekuatan iman sepertimana kau kurniakan kepada Nabi Ibrahim
~Sembuhkan penyakit kami sepertimana kau sembuhkan penyakit NabiAyub
~Lepaskan  dari segala  permasalahan kami sepertimana kau lepaskan masalah Nabi Yunus
~Kurniakan kami rezeki yang luas dan halal sepertimana kau kurniakan kepada Nabi Sulaiman
~Berilah keberkatan usaha sepertimana kau berikan kepada Nabi Musa
~Kurniakan kami akhlak yang mulia dan sopan sepertimana kau kurniakan kepada Nabi Muhammad s.a.w
~Kurniakan kami rumahtangga yang bahagia dan diberkati sepertimana kau kurniakan kepada keluarga dan rumahtangga Saidina Ali dan Siti Fatimah


Thursday, April 25, 2013

7 amalan sunnah rasulullah s.a.w

Amalah sunnah Rasulullah s.a.w yang boleh kita amalkan..

~ tahajud
~membaca al-quran
~solat berjemaah di masjid
~ solat dhuha
~bersedekah
~ jaga wudhu
~ beristighfar setiap saat